Pages

Rabu, 08 Oktober 2014

CERPEN "YANG TERAKHIR"

YANG TERAKHIR
Siang itu matahari bersinar dengan sangat terik hingga membuat seluruh siswa kelas 12-1 SMA Cahaya Melintang merasa gerah dan malas memperhatikan guru mereka yang sedang menjelaskan tentang persamaan fungsi kuadrat. Tetapi lain halnya dengan Elvin, siswa laki-laki berkacamata putih ini dengan tekunnya mencatat setiap hal yang dijelaskan gurunya dan tidak merasa gerah sama sekali dengan suhu ruang kelasnya yang sudah terasa seperti di dalam oven yang menyala.
“Vin pinjam gunting dong!” pinta teman sebangku Elvin yang bernama Nathan.
“nih, jangan lupa di balikin” balas Elvin seraya memberikan gunting kepada Nathan.
“oke.. oke.. tenang aja, tapi pinjam penggaris juga dong”
“nih, inget ya dibalikin” Elvin kembali merogoh kotak pensilnya dan memberikan penggaris pada Nathan.
“eh sama pulpen, pensil, lem juga ya” pinta Nathan lagi.
Dengan kesal Elvin melempar kotak pensilnya kea rah Nathan.
“ambil nih! Gak liat orang lagi sibuk nyatat ya? Lagian ngapain sih kamu itu?” omel Elvin pada Nathan.
“ehehehe maaf deh.. aku lagi sibuk bikin kartu ucapan hari raya, sebentar lagi kan lebaran”
“hahh, pasti buat anak-anak panti kan? Itu kan bisa nanti, mendingan kamu fokus sama pelajaran dulu, biar gak percuma kamu ikut kelas tambahan bulan ramadhan”
“iya.. iya.. lagian yang daftarin kelas tambahan kan kamu, ngapain juga bawa-bawa aku segala? Ribet tau.. aku kan mau bikin pesta kejutan buat anak-anak panti” Nathan mengembalikan semua alat tulis yang dia pinjam dari Elvin sambil memonyongkan bibirnya.
“ini demi kebaikan kamu juga, nilai ulanganmu kemarin yang paling jelek di kelas kan?” kata Elvin sambil memperbaiki letak kacamatanya.
“iyaaa pak guruuu…” sahut Nathan sambil cemberut.
“ada apa Nathan? Apa ada yang tidak jelas?” Tanya pak guru yang merasa seperti dipanggil.
“ehh.. ahh.. uh.. tidak ada apa-apa pak” jawab Nathan dengan gugup dan kebingungan.
Sementara Elvin hanya tertawa kecil melihat Nathan yang kebingungan. Dia mengingat kembali kebiasaan Nathan untuk mengunjungi dan membuat pesta kejutan kecil-kecilan untuk anak-anak di panti asuhan Sinar mentari yang berada di tengah kota.
Malamnya sehabis Elvin pulang tarawih tiba-tiba Nathan menepuk pundaknya dari belakang.
“Vin!! Tolongin aku!!” kata Nathan sambil ngos-ngossan.
“apaan sih.. ngagetin aja kamu ini! Kamu mau minta tolong apa?”
“tolong antarin aku ke supermarket, mau beli balon nih” pinta Nathan yang masih mengendalikan nafasnya yang tersengal-sengal.
“hah? Balon? Buat apa?” Tanya Elvin sambil mengeluarkan motornya dari barisan parkiran masjid.
“ya buat pas buka bersama hari terakhir puasa besok, anak-anak panti pasti suka!” jawab Nathan dengan muka cengar-cengir.
“buka bersama kok pakai balon segala, ya sudah cepat naik! Dah malam nih” Elvin segera menyalakan motornya.
“ehh kan pake balon lebih ramee.. biar meriah” jawab Nathan yang segera menaiki motor Elvin.
Setelah mereka sampai di supermarket Nathan segera memilih berbagai macam balon dengan berbagai warna.
“wahh anak-anak panti pasti bakal suka banget nih” kata Nathan sambil melihat-lihat balon belanjaannya di dalam plastik.
“semua persiapan buat besok sudah lengkap kan? Jangan sampai ada yang kelupaan, nanti anak-anak kecewa” kata Elvin.
“santai aja, semua sudah beres! Tinggal bikin confetti aja”
“confetti? Kalau kamu bikin pesta kejutan terus buat anak-anak panti, kamu bisa jadi gak fokus buat ujian nanti” Elvin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
“ujian ya? Ahahaha mungkin aku gak usah ikut ujian itu saja” tawa Nathan.
“kamu ini.. katanya mau jadi guru! Kalau tidak lulus SMA mana bisa!” omel Elvin dengan keras.
“duh.. kan aku Cuma bercanda, lagipula pesta kejutan ini akan menjadi yang terakhir” kata Nathan dengan sedih dan mata yang seperti mau menangis.
“itu benar, lebih baik sekarang kamu fokus sama ujian dulu, kalau sudah lulus baru deh pesta lagi”
“ahahaha benar juga, oke ayo kita buat pesta kejutan ini menjadi meriah besok!!”
Keesokan harinya saat mau berbuka sudah mulai dekat, dan anak-anak panti senang sekali dengan pesta kejutan yang dibuat Nathan.
“kak Nathan, makasih ya sudah buatin pesta buat kami!! Kami jadi gak sabar buat segera bukaan” teriak anak-anak panti dengan
“iya sama-sama, kalian sabar saja.. sebentar lagi juga bukaan kok” tawa Nathan bersama anak-anak panti.
“nak Nathan, bagaimana ini, garpu untuk kuenya tidak cukup, padahal sebentar lagi sudah mau adzan maghrib” kata ibu pengurus panti pada Nathan.
“bener bu? Ya sudah biar saya beli sebentar ke warung di seberang jalan, saya liat tadi warungnya masih buka” Nathan pun segera pergi untuk ke warung.
“ooi Nat! mau kemana dah mau bukaan loh” teriak Elvin yang sibuk memasang balon-balon.
“ke warung seberang!! Elvin kamu jagain anak-anak yaaa.. hati-hati!!! Bye..” balas Nathan dengan berteriak juga.
Di warung seberang Nathan sudah membeli garpu kue yang diperlukan dan siap menyebrang, lalu dia melihat Elvin yang kesulitan meniupi balon-balon yang tidak mau mengembang juga, seulas senyum terlihat di bibirnya tanpa dia sadari sebuah mobil datang dengan kecepatan tinggi ke arahnya.
“Nathan!!!” teriak Elvin dan melepaskan balon-balon di tangannya lalu berlari menghampiri Nathan walaupun sepertinya sudah terlambat.
Di hari raya lebaran yang seharusnya dipenuhi kebahagiaan, Elvin berdiam diri di depan sebuah makam yang masih penuh dengan bunga-bunga segar.
“Nat, pesta kejutan terakhirmu benar-benar sukses membuat kami semua terkejut, anak-anak panti sampai tidak bisa berhenti menagis loh, apa kamu segitu ingin ini menjadi yang terakhir atau kamu mau gak ikut ujian?” kekeh Elvin dengan air mata di pipinya.
“pokoknya apapun yang terjadi akan ku jaga pesan terakhirmu, anak-anak panti bakalan kujaga sampai mereka besar, dan aku akan selalu hati-hati, aku sayang kamu Nathan.”
Elvin mulai berdiri dan mengusap air matanya dengan saputangan, ditinggalkannya sebuket bunga mawar putih di atas nisan Nathan, hari raya itu dia telah kehilangan kekasih yang sangat dicintainya.
Perlahan Elvin meninggalkan nisan yang bertuliskan nama Nathania luna arsye tersebut dengan tangis tertahan di matanya.

0 komentar:

Posting Komentar