SEBERKAS CAHAYA DI PINGGIR SAWAH
Dentuman musik seakan memecahkan dunia. Dentingan gelas terdengar di
mana-mana. Riuh pikuk suara orang terdengar jelas. Di sudut terlihat
seorang gadis duduk termenung. Tatapan kosong terpancar dari sorot
matanya. Sepertinya ia tidak menikmati suasana di tempat itu. Entah
sudah berapa lama ia duduk di situ.
Derap langkah seseorang mendekati tempat duduknya.
“Maaf mbak tempat ini sebentar lagi mau di tutup” Ucap orang itu.
Ia pun tersadar dari lamunannya.
“oh iya” Jawab gadis itu.
Ia bangkit dan bergegas menuju pintu keluar. Ketika ia membuka pintu ia merasakan ada sesuatu yang aneh.
“hah, sudah jam berapa ini?!” ucapnya.
Ia pun melirik jam tangannya.
“jam 12 malam!!” Pekiknya dalam hati.
Gadis itu berlari menuju parkiran. Lalu menancap gas mobil dengan kecepatan tinggi.
“Maaf mbak tempat ini sebentar lagi mau di tutup” Ucap orang itu.
Ia pun tersadar dari lamunannya.
“oh iya” Jawab gadis itu.
Ia bangkit dan bergegas menuju pintu keluar. Ketika ia membuka pintu ia merasakan ada sesuatu yang aneh.
“hah, sudah jam berapa ini?!” ucapnya.
Ia pun melirik jam tangannya.
“jam 12 malam!!” Pekiknya dalam hati.
Gadis itu berlari menuju parkiran. Lalu menancap gas mobil dengan kecepatan tinggi.
Ketika ia membuka pintu, tiba-tiba lampu menyala.
“sudah jam berapa ini!! Dari mana saja kamu, keyza!!” teriak wanita paruh baya itu.
Gadis itu berhenti sejenak.
“jawab pertanyaan mama!!!”
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, keyza menuju kamarnya. Setelah membanting pintu kamarnya, keyza merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. Ia menutup matanya dan tertidur.
“sudah jam berapa ini!! Dari mana saja kamu, keyza!!” teriak wanita paruh baya itu.
Gadis itu berhenti sejenak.
“jawab pertanyaan mama!!!”
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, keyza menuju kamarnya. Setelah membanting pintu kamarnya, keyza merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. Ia menutup matanya dan tertidur.
Udara dingin masuk melalui celah ventilasi. Keyza terbangun dari
tidur lelapnya. Dengan langkah berat ia bergegas menuju kamar mandi.
Pancuran air dari shower terasa begitu segar. Sedikit menghilangkan
penat yang ada di kepalanya.
Pukul 06.00 tepat, keyza berangkat ke sekolah. Ia memakirkan mobilnya
di belakang sekolah. Lalu ia duduk di tepi kolam. Menatap kosong ke air
yang menggenang. Terlihat jelas ada sesuatu yang menjadi beban di
pikirannya. Sesuatu yang membuatnya menjadi seperti ini.
“astagfirullah!!” kaget.
tiba-tiba saja ada yang mengagetkannya dari belakang.
“hayoo, ngelamunin apa lo!!”
“ya ampun maya, gak usah ngagetin orang kayak gitu deh”.
“sorry, habis masih pagi lo udah ngelamun” Sambil tertawa.
“ayo ke kelas, sebentar lagi udah masuk nie” Ajaknya
“iya” Ucapnya singkat.
tiba-tiba saja ada yang mengagetkannya dari belakang.
“hayoo, ngelamunin apa lo!!”
“ya ampun maya, gak usah ngagetin orang kayak gitu deh”.
“sorry, habis masih pagi lo udah ngelamun” Sambil tertawa.
“ayo ke kelas, sebentar lagi udah masuk nie” Ajaknya
“iya” Ucapnya singkat.
Bel masuk berbunyi.
Keyza duduk di sudut belakang. Ia menatap kosong ke depan. Tanpa ia ketahui ada seseorang yang dari tadi memperhatikannya. Ia bingung dengan sikap gadis itu. Akhir-akhir ini keyza selalu melamun. Ia tidak konsentrasi dalam belajar, jam istirahat pun ia habiskan hanya di dalam kelas. Teman-temanya selalu menyapa dan mengajak keyza bermain. Namun keyza hanya mejawab “gua lagi gak mood”.
Keyza duduk di sudut belakang. Ia menatap kosong ke depan. Tanpa ia ketahui ada seseorang yang dari tadi memperhatikannya. Ia bingung dengan sikap gadis itu. Akhir-akhir ini keyza selalu melamun. Ia tidak konsentrasi dalam belajar, jam istirahat pun ia habiskan hanya di dalam kelas. Teman-temanya selalu menyapa dan mengajak keyza bermain. Namun keyza hanya mejawab “gua lagi gak mood”.
Sekolah sudah sepi, hanya ada beberapa siswa di sana. Ketika keyza
berjalan, ia tak sengaja menabrak bahu seseorang, dengan segera ia
meminta maaf, tanpa menunggu jawaban ia bergegas pergi. Cowok itu
menatap kepergian keyza, masih dengan rasa penasarannya, tanpa berpikir
panjang cowok itu mengikuti keyza dari belakang. Keyza merasa tubuhnya
begitu lemas, kepalanya terasa pusing, langkahnya pun menjadi
sempoyongan. Dia mencoba bersandar di batang pohon.
Cowok itu mencoba mendekati keyza.
“hey” sapanya.
Keyza tersentak, dengan penglihatan yang samar ia mencari arah datangnya suara itu.
“ada apa?” Tanya keyza.
“sorry, gua mau tanya sama lo, ada apa sebenarnya dengan lo?” tanya cowok itu.
Belum sempat keyza menjawab, tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri mereka.
“Brian, ayo latihan basket!, udah ditunggu yang laen” ucap orang itu.
“gua tunggu jawaban lo.” Ucap cowok yang disapa brian itu.
Setelah cowok itu pergi keyza bergegas menuju pintu belakang sekolah.
Cowok itu mencoba mendekati keyza.
“hey” sapanya.
Keyza tersentak, dengan penglihatan yang samar ia mencari arah datangnya suara itu.
“ada apa?” Tanya keyza.
“sorry, gua mau tanya sama lo, ada apa sebenarnya dengan lo?” tanya cowok itu.
Belum sempat keyza menjawab, tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri mereka.
“Brian, ayo latihan basket!, udah ditunggu yang laen” ucap orang itu.
“gua tunggu jawaban lo.” Ucap cowok yang disapa brian itu.
Setelah cowok itu pergi keyza bergegas menuju pintu belakang sekolah.
Sebulan sudah keyza menjadi seperti ini. Ia sering melamun, hatinya
terasa hampa, sesuatu itu begitu menyakitkan baginya. Ia mencoba
menyembunyikannya, namun tetap saja sesuatu itu terlintas di pikirannya.
Saat ini yang ia butuhkan hanyalah tempat yang bisa membuatnya tenang,
yaitu sebuah gubuk kecil di pinggir sawah. Lalu ia bergegas menuju
tempat itu. Sesampainya di sana, keyza mengeluarkan secarik kertas dan
mulai membaca. Butiran air mata mulai berjatuhan. Pandangannya mulai
kabur, wajahnya menjadi pucat, sesuatu itu kembali terlintas di
pikirannya.
awan gelap mulai menurunkan butiran air hujan, semakin deras. Keyza masih berada di dalam gubuk. ia masih dengan posisi semula dengan tatapan hampa. Meski suasana dingin menusuk tulang namun semua itu tiada arti baginya jika di samakan dengan apa yang sedang ia alami sekarang.
awan gelap mulai menurunkan butiran air hujan, semakin deras. Keyza masih berada di dalam gubuk. ia masih dengan posisi semula dengan tatapan hampa. Meski suasana dingin menusuk tulang namun semua itu tiada arti baginya jika di samakan dengan apa yang sedang ia alami sekarang.
Brian mulai mencari tahu tentang keyza, ia penasaran dengan gadis
tersebut. Tak sengaja ketika bertabrakan dengan keyza, ia mendapati
secarik kertas yang terjatuh, ia tidak langsung memberikan kertas itu.
ketika ia membaca isi surat itu ia pun sekarang tahu apa penyebab gadis itu menjadi seperti itu. Brian merasa kasihan dengan keyza lalu ia berusaha mencari strategi untuk mengembalikan semangat hidup keyza. Brian mengirim surat ke keyza.
ketika ia membaca isi surat itu ia pun sekarang tahu apa penyebab gadis itu menjadi seperti itu. Brian merasa kasihan dengan keyza lalu ia berusaha mencari strategi untuk mengembalikan semangat hidup keyza. Brian mengirim surat ke keyza.
Secarik kertas tergeletak di atas meja, keyza mengambil dan membacanya. Setelah membaca surat itu ia bergegas pergi.
“ada apa?” Tanya keyza
“Apakah lo sadar dengan apa yang lo perbuat ini?” ucap brian
“Apa maksud lo?”
“Percuma lo ngelakuin hal kayak gini?”
“Apa maksud lo?” mengulang pertanyaan semula.
“Sesuatu yang terjadi tidak akan bisa terulang lagi” Tegas brian
Keyza terdiam membisu.
“ini bukan salah siapa-siapa, kejadian itu sudah ditelan waktu, mereka udah menjadi kenangan”.
“Lo gak tau apa-apa!!” Teriak keyza marah.
Butiran air mata mulai berjatuhan.
“gua yang ngalamin dan gua juga yang kena imbasnya, lo gak tau apa-apa.” ucap keyza.
Keyza bergegas pergi meninggalkan brian. Dengan kepala menunduk ke bawah, Ia berjalan menyusuri trotoar.
“ada apa?” Tanya keyza
“Apakah lo sadar dengan apa yang lo perbuat ini?” ucap brian
“Apa maksud lo?”
“Percuma lo ngelakuin hal kayak gini?”
“Apa maksud lo?” mengulang pertanyaan semula.
“Sesuatu yang terjadi tidak akan bisa terulang lagi” Tegas brian
Keyza terdiam membisu.
“ini bukan salah siapa-siapa, kejadian itu sudah ditelan waktu, mereka udah menjadi kenangan”.
“Lo gak tau apa-apa!!” Teriak keyza marah.
Butiran air mata mulai berjatuhan.
“gua yang ngalamin dan gua juga yang kena imbasnya, lo gak tau apa-apa.” ucap keyza.
Keyza bergegas pergi meninggalkan brian. Dengan kepala menunduk ke bawah, Ia berjalan menyusuri trotoar.
—
Sebulan yang lalu, ketika keyza dan keempat sahabatnya yaitu rayza,
mey, doza dan alex pergi untuk berlibur. Terjadi kecelakaan maut yang
menimpa mereka berlima. Ketiga sahabatnya tidak dapat terselamatkan,
yang selamat hanya dua orang yaitu keyza dan rayza. Rayza hanya
mengalami luka ringan namun jiwanya sangat tergoncang. Sedangkan keyza
mengalami luka berat sehingga ia harus dioperasi. Kenyataan memang tidak
selalu menyenangkan. Ternyata ia memendam rasa kepada salah satu
sahabat yang tidak selamat dalam kecelakaan maut tersebut. Rasa yang
sudah terlampau Teramat jauh. Kecelakaan tersebut menyebabkan ia menjadi
seperti ini. Ia selalu dibayangi rasa bersalah.
“mengapa persahabatan kita harus berakhir dengan tragis seperti ini?” Tanya keyza dalam hati.
Ia menjadi terpuruk dalam kenyataan. Meskipun ia selamat ia juga
tidak bisa kembali ke keadaan semula. Kecelakaan tersebut menyebabkan
luka dalam, sehingga jantungnya harus diganti dengan jantung buatan
yaitu jantung yang terbuat dari balon, belum lagi pendarahan otak yang
ia alami, sampai sekarang pun tak kunjung pulih. Memang sesuatu yang
terjadi tidak dapat disesali, Karena ini merupakan takdir ilahi. Tidak
hanya keyza, rayza juga mengalami trauma yang fatal sehingga dia harus
di rawat di RSJ, dan belum lama dari kecelakaan tersebut orangtuanya pun
bercerai. Dunianya terasa begitu hampa, pilihannya untuk bertahan hidup
pun tidak begitu ia inginkan.
Untuk melupakan semua peristiwa yang keyza alami, mama keyza
memindahkan sekolah keyza. Ternyata usaha tersebut berhasil memulihkan
keadaan keyza untuk beberapa saat, di sekolah tersebut keyza dapat
melakukan aktivitas seperti biasa dan ia juga mendapat sahabat baru
yaitu maya, maya juga yang menjadi penyemangat hidup keyza sekarang.
Namun ketika keyza sudah kembali ke keadaan yang normal, tiba-tiba ada
secarik kertas yang isinya membuatnya kembali terpuruk.
Ia sering melamun, dan kesehatannya mulai menurun. Maya pun berusaha menyemangati keyza. Namun ia tetap luruh, kehidupan nya terasa semu.
Ia sering melamun, dan kesehatannya mulai menurun. Maya pun berusaha menyemangati keyza. Namun ia tetap luruh, kehidupan nya terasa semu.
—
Dua hari sudah keyza tidak masuk sekolah, ia masih belum siap untuk
berada di antara kawan-kawannya. Keyza merasa bosan di dalam rumah, ia
berniat pergi ke gubuk. Keyza melangkah lesu ke arah mobilnya, ketika ia
membuka pintu mobil, mendadak kepalanya pusing, wajahnya pucat,
pandangannya kabur… bruuukkk!!! ia terjatuh. Tepat di saat itu juga
brian melihat keyza terjatuh dan segera menolong keyza.
“keyza, lo udah sadar?”
“apa yang terjadi?”
“lo tadi pingsan, Istirahat saja dulu”
Brian menatap keyza, ia merasakan ada sesuatu yang aneh pada gadis tersebut.
“hey brian, gimana keadaan keyza?” ucap maya sembari duduk di sebelah brian
“lumayan baik”
“eh iya ngapain lo kesini?” Tanya maya penasaran
“gak apa-apa, gua cuma penasaran kenapa dia gak masuk tadi, eh iya menurut lo apa sih yang terjadi dengan keyza?” Tanya brian penasaran
“dia itu sakit”
“sakit apa, may?”
“dia mengalami pendarahan dalam kepalanya, dan jantungnya sudah diganti dengan jantung buatan karena kecelakaan dulu” jelas maya.
Setelah mendengar penjelasan dari maya, ternyata tidak hanya rasa kasian yang ia rasakan. Ada sesuatu yang lain, yang ia rasakan saat ini.
“keyza, lo udah sadar?”
“apa yang terjadi?”
“lo tadi pingsan, Istirahat saja dulu”
Brian menatap keyza, ia merasakan ada sesuatu yang aneh pada gadis tersebut.
“hey brian, gimana keadaan keyza?” ucap maya sembari duduk di sebelah brian
“lumayan baik”
“eh iya ngapain lo kesini?” Tanya maya penasaran
“gak apa-apa, gua cuma penasaran kenapa dia gak masuk tadi, eh iya menurut lo apa sih yang terjadi dengan keyza?” Tanya brian penasaran
“dia itu sakit”
“sakit apa, may?”
“dia mengalami pendarahan dalam kepalanya, dan jantungnya sudah diganti dengan jantung buatan karena kecelakaan dulu” jelas maya.
Setelah mendengar penjelasan dari maya, ternyata tidak hanya rasa kasian yang ia rasakan. Ada sesuatu yang lain, yang ia rasakan saat ini.
“makasih ya lo udah nolongin gua kemarin?” ucap keyza
“okay” jawab brian.
Seperti biasa, setelah duduk keyza menatap kosong ke arah depan. Maya yang melihat keyza melamun, ia menghampiri keyza.
“hey, gimana udah sehat nie?”
“iya”
“jangan melamun dong, masih banyak yang harus dipikirkan selain melamun, misalnya tuh dia” sambil melirik ke brian.
“apaan sih lo?”
“ya udah pikirin saja dulu, selagi masih ada waktu dan peluang, hahaha”
“dasar, maya”.
Keyza tahu apa maksud maya tadi, setelah ia pikirkan ternyata ia memiliki rasa dengan brian.
“okay” jawab brian.
Seperti biasa, setelah duduk keyza menatap kosong ke arah depan. Maya yang melihat keyza melamun, ia menghampiri keyza.
“hey, gimana udah sehat nie?”
“iya”
“jangan melamun dong, masih banyak yang harus dipikirkan selain melamun, misalnya tuh dia” sambil melirik ke brian.
“apaan sih lo?”
“ya udah pikirin saja dulu, selagi masih ada waktu dan peluang, hahaha”
“dasar, maya”.
Keyza tahu apa maksud maya tadi, setelah ia pikirkan ternyata ia memiliki rasa dengan brian.
Sepulang sekolah keyza berencana pergi ke gubuk, ia bergegas menuju
parkiran. Brian penasaran melihat gadis tersebut, diam-diam ia megikuti
mobil keyza. Ia bingung kenapa keyza berhenti di pinggir sawah. Dengan
jarak yang jauh ia melihat keyza masuk ke dalam sebuah gubuk kecil di
tengah sawah. Lalu ia berjalan menuju gubuk tersebut. Ia mengintip dari
jendela. Ia melihat Keyza sedang mencari sesuatu di dalam tasnya.
sepertinya brian tahu apa yang keyza cari.
“dimana sih kertas itu?” ucap keyza
Sambil mengobrak abrik tasnya.
“mungkin ketinggalan di rumah” ucap keyza
Lalu ia duduk bersender di tembok gubuk tersebut sambil memikirkan sesuatu. Brian yang melihat dari jendela sudah menduga pasti keyza melamun lagi. Ia pun dengan pikiran jail berencana mengerjain keyza. Ia melempar batu ke arah keyza.
“aduh, siapa sih yang ngelempar?” keyza kaget.
Sambil berdiri mencari orang yang melempar batu tersebut. Ketika ia melihat ke arah luar jendela tiba-tiba ada yang membekap mulutnya dari belakang. Ia pun berusaha melepaskan diri dari orang tersebut. Ia menginjak kaki orang tersebut.
“aduuhh” spontan brian melepaskan keyza.
Keyza langsung berbalik badan dan kaget melihat brian di situ.
“apa-apaan sih lo?” ucap keyza kesal
“sorry, gua gak bermaksud apa-apa, gua ngeliat lo melamun sendirian di gubuk ini makanya gua ngerjain lo. hehehe” ucap brian sambil tertawa.
Keyza merasa kesal, Ia berjalan keluar gubuk. Brian yang merasa bersalah mencoba mengejar keyza.
“tungguin dong, jangan jalan cepat-cepat, iya deh gua minta maaf”.
“udah sana lo pulang”
“lo pulang dulu, baru gua pulang”
“gua gak suka ada orang yang ikutin gua”.
“kenapa?”
“karena ini tempat gua, udah pergi sana”
Sambil menikmati pemandangan di sawah, keyza pun berlari.
“eh jangan lari dong” Sambil mengejar keyza
“dimana sih kertas itu?” ucap keyza
Sambil mengobrak abrik tasnya.
“mungkin ketinggalan di rumah” ucap keyza
Lalu ia duduk bersender di tembok gubuk tersebut sambil memikirkan sesuatu. Brian yang melihat dari jendela sudah menduga pasti keyza melamun lagi. Ia pun dengan pikiran jail berencana mengerjain keyza. Ia melempar batu ke arah keyza.
“aduh, siapa sih yang ngelempar?” keyza kaget.
Sambil berdiri mencari orang yang melempar batu tersebut. Ketika ia melihat ke arah luar jendela tiba-tiba ada yang membekap mulutnya dari belakang. Ia pun berusaha melepaskan diri dari orang tersebut. Ia menginjak kaki orang tersebut.
“aduuhh” spontan brian melepaskan keyza.
Keyza langsung berbalik badan dan kaget melihat brian di situ.
“apa-apaan sih lo?” ucap keyza kesal
“sorry, gua gak bermaksud apa-apa, gua ngeliat lo melamun sendirian di gubuk ini makanya gua ngerjain lo. hehehe” ucap brian sambil tertawa.
Keyza merasa kesal, Ia berjalan keluar gubuk. Brian yang merasa bersalah mencoba mengejar keyza.
“tungguin dong, jangan jalan cepat-cepat, iya deh gua minta maaf”.
“udah sana lo pulang”
“lo pulang dulu, baru gua pulang”
“gua gak suka ada orang yang ikutin gua”.
“kenapa?”
“karena ini tempat gua, udah pergi sana”
Sambil menikmati pemandangan di sawah, keyza pun berlari.
“eh jangan lari dong” Sambil mengejar keyza
Mereka berdua terlihat seperti tom and jerry. Tidak terasa hari sudah
senja. Mereka berdua masih saling berkejaran di tengah sawah. Keyza
terlihat senang saat ini, brian senang melihat keyza tersenyum.
Hari semakin sore, akhirnya mereka berhenti juga setelah berlarian di
sepanjang sawah itu. Mereka berdua beristirahat di pinggir sawah,
mereka saling menertawai diri mereka masing-masing.
“coba lihat sawah itu, meskipun kita berlari di sepanjang sawah yang luas ini, tidak akan terasa capek jika kita berlari bersama-sama, apalagi melihat bunga yang mekar setelah layu” ucap brian gombal.
“dasar”
Meskipun hari mulai gelap, mereka masih berada di sana, Mereka asik bercanda.
“lo gak takut berada di tempat gelap kayak gini?” Tanya brian
“nggak” ucap keyza singkat.
“kenapa?” Tanya brian.
“karena ada sesorang yang menemani gua dan menjadi seberkas cahaya di pinggir sawah ini” ucap keyza
“coba lihat sawah itu, meskipun kita berlari di sepanjang sawah yang luas ini, tidak akan terasa capek jika kita berlari bersama-sama, apalagi melihat bunga yang mekar setelah layu” ucap brian gombal.
“dasar”
Meskipun hari mulai gelap, mereka masih berada di sana, Mereka asik bercanda.
“lo gak takut berada di tempat gelap kayak gini?” Tanya brian
“nggak” ucap keyza singkat.
“kenapa?” Tanya brian.
“karena ada sesorang yang menemani gua dan menjadi seberkas cahaya di pinggir sawah ini” ucap keyza
Akhirnya keyza menemukan cinta sejatinya.
Keyza pun mulai bisa mengisi hari-harinya dengan didampingi brian tentunya.
Keyza pun mulai bisa mengisi hari-harinya dengan didampingi brian tentunya.
0 komentar:
Posting Komentar