Gangguan Saraf Pada Bayi
Saraf
pada manusia berkembang sejak janin di dalam kandungan. Perkembangan
otak sangat pesat pada saat janin berusia 6 minggu sampai dengan usia 5
tahun di luar kandungan. Oleh karena itu pada masa tersebut dikenal
dengan istilah Golden Age – masa keemasan. Jika pada masa itu bayi
mengalami gangguan saraf, maka perkembangannya dapat mengalami kendala
atau gangguan yang berdampak ketika ia dewasa. Berbagai gangguan saraf
yang dapat terjadi pada bayi antara lain adalah :
- Hidrocephalus.
Gangguan ini dapat terjadi pada mulai saat bayi masih berada di dalam kandungan disebabkan oleh parasit. Parasit yang menginfeksi pada umumnya terkandung di dalam tubuh ibu yang sedang mengandung. Parasit penyebabnya antara lain adalah TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes simplex Virus). Hidrocephalus berupa pembesaran pada rongga kepala dan berisi cairan. Hidrocephalus menyebabkan [erkembangan sistem koordinasi bayi menjadi terhambat.
- Kerusakan tabung saraf
Kerusakan tabung saraf terjadi saat awal kehamilan. Pada kondisi ini bayi pada umumnya dilahirkan dalam kondisi meninggal atau mengalami keguguran. Namun bagi bayi yang lahir hidup dapat mengalami cacat saraf permanen dan bahkan usianya tidak lama.
- Serebral Palsi
Gangguan saraf pada bayi lainnya adalah Serebral Palsi atau kelumpuhan otak. Siapa orang tua yang menginginkan bayinya mengalami kelumpuhan otak? pasti tidak ada. Kelumpuhan otak ini dapat berakibat bayi tidak dapat melakukan aktivitas layaknya yang dapat dilakukan oleh bayi normal. Bayi mengalami perkembangan yang sangat lambat bahkan sebagian besar bayi terlambat berbicara dan sulit melakukan gerak motorik. Ciri umum kelumpuhan otak sudah nampak sejak usia bayi 3 – 6 bulan dengan gejala perkembangan yang terhambat serta menghilangnya beberapa kemampuan bayi seperti merangkak, duduk dan aktivitas motorik kasar lainnya.
- Autisme.
Gangguan sistem saraf yang sering dijumpai sebenarnya merupakan gangguan pada sel purkinje. Gangguan ini bersifat genetik yaitu terjadi pembesaran otak secara abnormal. Anak yang menderita autisme cenderung mengalami tingkah laku tidak wajar seperti takut yang berlebih terhadap sesuatu hal, tidak memiliki fokus ataupun konsentrasi pada lingkungan sekitar, sering mengulang aktivitas dan tingkah laku menyimpang lainnya. Autisme juga tidak sedikit diikuti yang diikuti dengan gejala hiperaktivitas. Gangguan saraf pada bayi ini dapat diberikan terapi namun membutuhkan waktu yang tidak sedikit serta biaya yang cukup besar.
Keempat
penyakit di atas merupakan gangguan saraf pada bayi yang sering
terjadi. Untuk itu, para ibu hendaknya memperhatikan perkembangan bayi
sejak dalam kandungan dengan cermat, sehingga apabila diketahui ada
kelainan ataupun penyakit seperti gangguan saraf pada bayinya, dapat
segera diketahui dan ditindaklanjuti.
0 komentar:
Posting Komentar