Pages

Senin, 13 Oktober 2014

CERPEN "KHUSNUL KHOTIMAH'

 KHUSNUL KHOTIMAH

Namaku Azahrah, saat ini aku berumur 14 tahun. Nama panggilan ku Zahra. Aku mempunyai banyak sahabat maupun teman-teman terutama di sekolah, tapi aku juga mempunyai teman yang tidak suka padaku dia bernama Meylin atau Mey.
Pagi hari di sekolah.
“Umi.. Abi.. Zahra pergi ke sekolah dulu yah, assalamu’alaikum” Kata ku.
“Yah, hai-hati ya nak, sekolah yang pintar…” Jawab ibu.
Sesampai di sekolah, aku bertemu dengan Mey, seperti biasa setiap aku berada di depannya Mey pasti melihat ku dengan wajah sinisnya. Tapi, aku langsung menepisnya karena aku tidak ingin ada permasalahan antara aku dan Mey. Di saat itu juga aku bertemu dengan Farel, dia sahabatku sejak kecil sampai sekarang.
“Hai Zahra, selamat pagi.. apa kabarnya nih?” Kata Farel.
“Eh, Farel.. Ya, selamat pagi. Alhamdullilah kabarku baik, terima kasih sudah bertanya. Kabarmu sendiri bagaimana?”
“Alhamdullilah kabarku baik juga” Jawab Farel.
Tiba-tiba Mey datang dan langsung menarik Farel. Tidak hanya itu, Mey memutuskan pembicaraanku dengan Farel dia pun meninggalkan aku sendiri dan itulah yang selama ini Mey tidak suka padaku. Aku pun langsung masuk ke kelas.
Tidak lama aku memasuki kelas Mey dan Farel pun masuk.
“Eh cewek kampung. Gue belum nyelesain PR MTK nih, sebaiknya loe segera keluaran PR loe karena gue mau liat” celetuk Mey.
“Aduh Mey, jangan gitu donk, ini kan PR ku. Masa setiap kali aku bikin PR kamu mau liat terus?” Jawabku ku.
“C! Gak usah banyak ngomong deh!” Kata Mey.
Tarik menarik pun terjadi, akhirnya buku PR ku pun rusak dan aku diberi hukuman dari Pak guru karena tidak menjaga PR dengan baik. Aku tau itu bukan salahku tapi mau bagaimana lagi Mey orang yang kuat dia sudah biasa memakai alasan yang bagus dan itu tak pernah salah.
“Teeet” bel tanda istirahat pun berbunyi. Saatnya aku dan sahabatku Cici makan bersama di kantin. Cici adalah sahabat baik ku, aku sudah menganggapnya seperti saudaraku sendiri. Tak lama kami makan Mey muncul lagi dan dia langsung menumpahkan makanan itu di rok ku.
“Aduh, maaf yah Zahra sayang, aku gak sengaja numpahin makanan mu. Sebaiknya kamu mencuci rokmu dan membeli makanan busuk mu lagi. Hahaha” kata Mey.
“Ya ampun Zahra baju mu kotor sekali biar aku bantu membersihkannya yah” Ucap Cici.
Aku sangat sedih melihat Mey yang selalu marah padaku. Aku tak mengerti perasaannya.
Beberapa bulan telah berlalu. Entah apa yang ada di benak Farel, karena hari ini dia ingin menyatakan cintanya padaku dan aku pun menerimanya karena aku juga suka padanya sekaligus menjadi hari yang paling menyenangkan bagiku. Tapi, Mey tidak suka melihat ku seperti itu dia benar-benar marah besar padaku.
“Hey! Cewek yang gak tau malu! Loe berani-beraninya yah dekatin Farel, sampai kamu mau jadi pacaranya, apa kamu tidak tau bagaimana perasaanku yang sebenarnya” sambil menarik jilbab ku.
“Aduh! Ampun Mey, aku tidak tau jika kamu cemburu, maafkan aku. Aku akan segera memutuskannya. Aku khilaf Mey” jawabku.
“Alah gak usah banyak alasan deh, semua udah terlambat. Aku benci padamu Zahra! Selamanya!!!” Celetuk Mey.
Aku hari ini merasa bodoh, kenapa aku mau menerima permintaannya Farel. Aku bener-bener khilaf. Untuk menebus dosa-dosaku pada Mey dan semuanya, aku berencana sholat di Musholla bersama sahabatku Cici.
“Ci, aku mau minta maaf pada Allah SWT karena ke khilafanku. Jadi, tolong temani aku sholat di Musholla yah” tanya ku.
“Iya Zahra. Aku akan selalu mendukungmu untuk melakukan yang terbaik” jawab Cici.
“Terima kasih yah Cici” kata ku.
Sesampai di Musholla.
Aku pun berdoa pada Allah SWT.
“Ya Allah, ampunilah aku Ya Allah, aku menyesal telah berpacaran dengan Farel, aku juga menyesal telah melanggar aturan mu. Maka dari itu, ampunilah aku Ya Allah maafkan lah kesalahanku pada Farel, Mey, orangtuaku, teman-temanku, dan semuanya Ya Allah. Buatlah aku menjadi Anak yang solehah dan taat padamu Ya Allah. Amin…”
Di sisi lain.
“Kurang ajar banget si Zahra itu, berani-beraninya dia berpacaran dengan Farel. Padahal dia kan berjilbab masa sifatnya kayak gitu. Ha! Memalukan. Dengan ini, aku bersumpah agar Zahra meninggal dan tak akan ada di dunia ini lagi!!!” Kata Mey dalam hati.
Di Musholla.
“Eh Zahra kayaknya udah masuk kelas deh, ayo kita masuk. Zahra? Kok Zahra sujudnya lama banget yah?.” Kata Cicu dengan bingung.
5 menit telah berlalu.
“Pak tolong Pak, teman saya gak bangun-bangun dari tidurnya?” Tanya Cici.
Bapak itu pun memindahkan posisi Zahra dan berkata bahwa Zahra telah meninggal.
“Anak ini telah meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Ini, akan menjadi kebanggaan tersendiri baginya.” Kata Bapak itu.
“Innalillahi wainnalilahi rojiiun. Zahra!” teriak Cici.
Cici pun berteriak menangis melihat kepergian Ku. Tak berapa lama, Cici pun memberitahu semua orang termasuk orang-orang yang ada di sekolah dan ini juga pertama kalinya Mey menangis melihatku pergi.
“Zahra, Maafkan aku, aku telah mendoakanmu meninggal. Ampuni aku Zahra. Aku menyesal…” Sambil menangis.
Akhirnya, aku bisa melihat Mey menyayangi ku untuk pertama kalinya dan aku yang meninggal dalan keadaan khusnul khotimah. Ini adalah sesuatu yang sangat istimewa, karena aku sudah tau bagaimana perasaan dan perbuatan mereka di dunia yang telah berlalu melalalui surga yang indah ini.

0 komentar:

Posting Komentar