Sama halnya dengan alergi protein, mekanisme alergi terjadi ketika protein susu sapi masuk ke dalam tubuh penderita. Di dalam tubuh penderita, protein susu sapi dianggap sebagai antigen. Akibatnya, tubuh akan mengeluarkan antibodi sebagai ‘tentara’ yang siap menyerang antigen. Jika antigen dan antibody sudah beradu, hal yang pasti adalah adanya penetralan yang bentuknya berupa penampakan alergi yang terlihat oleh mata kita.
Bentuk-bentuk
penampakan alergi terhadap susu sapi sama seperti alergi-alergi
lainnya. Misalnya saja pusing, mual, muntah, sakit kepala, diare, kulit
merah-merah, bentol-bentol, pembengkakan, hingga anaphylaxis (reaksi
alergi makanan paling serius yang bisa terjadi pada bayi. Reaksi ini
berupa sulit bernapas tiba-tiba, tekanan darah yang turun tiba-tiba,
serangan asma yang tiba-tiba, dan beberapa gejala lain yang mirip dengan
alergi biasa. Seperti kulit merah bentol-bentol, atau pembengkakan).Pengobatan alergi susu sapi bisa dilakukan sesuai dengan gejala alergi yang terlihat. Jika alergi berupa pusing, mual, dan muntah, pemberian minuman manis yang hangat akan sedikit membantu. Untuk gejala yang timbul di kulit, peng0batan bisa dilakukan dengan pemberian antihistamin. Adapun untuk gejala yang berupa anaphylaxis, pengobatan biasanya dilakukan dengan pemberian epinefrin. Pastikan semuanya atas sepengetahuan dokter Anda atau dokter anak Anda.
Menghindari susu sapi adalah tindakan yang bijak bagi penderita alergi. Sebagai gantinya, susu kedelai bisa dijadikan sebagai alternatif pilihan. Meskipun rasanya tidak seenak susu sapi, susu kedelai mempunyai zat berkhasiat yang tak kalah bagusnya dengan susu sapi. Kelebihan lainnya dalam mengonsumsi susu kedelai adalah sedikitnya lemak dan kayaknya kalsium.
0 komentar:
Posting Komentar